Posts

Girl from Nowhere, Kritis dan Kelam

Image
Banyak cara yang bisa dilakukan oleh setiap orang untuk mengkritisi berbagai aspek dalam kehidupan mereka. Terutama pada sistem pendidikan yang sepertinya memiliki konspirasi terselubung dan berbagai fakta mengerikan yang tak bisa didiamkan begitu saja, apalagi di Indonesia dan negara di Asia Tenggara lainnya. Itulah yang ingin diangkat pada serial eksklusif Netflix asal Thailand berjudul Girl from Nowhere , atau dikenal pula dengan Dek Mai di negara asalnya. Girl from Nowhere ini mengusung format antologi, seperti halnya Black Mirror yang sudah lebih dahulu rilis. Akan tetapi, berbeda dengan Black Mirror yang benang merahnya terletak pada penggunaan teknologi yang tidak tepat guna, Girl from Nowhere ini membawa isu pendidikan di Thailand (dan orang Indonesia pun sepertinya bisa relate dengan materi yang dibawakan, karena masih berdekatan pula) dan dihubungkan pula dengan kehadiran karakter Nanno yang diperankan oleh Chicha Amatayakul. Dikemas dalam 13 episode yang tayang perdana pada

Halu bersama 'Here We Go Again / Fanboi' dari Ardhito Pramono

Image
Ada banyak hal yang dapat manusia lakukan selama hidupnya, salah satunya adalah berhalusinasi. Berhalusinasi sendiri adalah kegiatan dimana seseorang membayangkan hal-hal tertentu, entah itu dapat dicapai olehnya atau tidak. Hal-hal yang dihalusinasikan pun beragam, mulai dari menjadi presiden, mendapatkan gold atau fame , sampai berhalusinasi mendapatkan cinta dari seseorang yang didambakan di lubuk hati terdalam. Berhalusinasi ini juga seringkali menjadi langkah seseorang untuk melupakan betapa menjemukannya kehidupan, menjadikan halusinasinya ini sebagai alternate reality yang dia ciptakan sendiri dalam pikirannya. Dan pada setiap tongkrongan, orang-orang seperti ini sering dikatakan 'halu', karena keseringannya berhalusinasi. Fenomena 'halu' ini menjadi basis dari salah satu lagu di EP terbaru Ardhito Pramono bertajuk Craziest Thing Happened in My Backyard , yaitu Here We Go Again / Fanboi . Dengan alunan musik jazz yang sendu, tidak sulit bagi saya untuk te

Cara Menjadi 'Kritikus' Film Terkenal di Platform Digital dalam Waktu Singkat

Image
Saat ini, banyak sekali yang dapat dilakukan dengan hadirnya berbagai platform digital. Dengan platform tersebut, penggunanya dapat mengemukakan pendapat mereka secara online , dan kemudian dapat ditanggapi oleh pengguna-pengguna dari platform tersebut. Beberapa tahun kebelakang, karena maraknya penggunaan platform digital, termasuk  social media di dalamnya, hadirlah berbagai kritikus yang mulai menjamur, tidak terkecuali di sektor film, baik di Indonesia, maupun di dunia. Beragam kritikus film ini seringkali mengutarakan kesan mereka mengenai film-film yang mereka tonton, entah melalui post atau story di Instagram, maupun melalui video yang bisa kalian tonton di YouTube. Kritikus film di platform digital seperti ini umumnya disukai oleh para netizen , terutama di Indonesia. Biasanya, para netizen sering kali menonton beberapa review film dari kritikus-kritikus ini, sebelum akhirnya memutuskan untuk menonton film-film tersebut. Bahkan, ada pula netizen yang tidak akan menonton

Fantasi dalam Depresi karena Skripsi

Image
Ketika kita kuliah, akan ada masanya dimana kita harus menyelesaikan tugas akhir, salah satunya berbentuk skripsi. Proses skripsi yang punya berbagai rasa, dimana setiap orangnya memiliki pengalaman yang berbeda-beda dalam fase ini. Ada yang lancar-lancar saja sampai sidang skripsi, namun ada pula yang harus berulang kali berganti topik skripsi, membuat dirinya terlambat lulus. Dan inilah Tama, dengan sekelumit permasalahannya, membuatnya merasakan depresi di kala skripsi, sebelum akhirnya berhasil 'mengatasi' hal tersebut, dengan cara yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. PROLOG Di kamarnya yang cukup sempit, Tama berkontemplasi mengenai perkembangan dalam hidupnya, salah satunya mengenai skripsinya yang sudah direvisi yang tak terhitung jumlahnya. Tidak lama setelahnya, Tama bangkit dan kembali menggapai laptopnya, melanjutkan kembali revisi skripsi dari dosen pembimbingnya. “Ayo Tama, revisinya kudu bisa kelar malam ini. Ayo semangat, biar bisa cepat s

Menelisik Cerita Baskara Putra dalam Hidupnya dalam Lagu Rumah ke Rumah

Image
Dalam kehidupan, sudah barang tentu bagi setiap manusia untuk memiliki pengalaman, dari yang masih muda, sampai yang sudah lanjut usia. Pengalaman-pengalaman inilah yang membedakan setiap manusia di dunia. Pengalaman ini sangat beragam, mulai dari pengalaman masa kecil, mengalami masa quarter-life , sampai masa dimana kita menjadi kepala dalam sebuah keluarga besar. Selain itu, setiap manusia tentu saja berhubungan dengan manusia-manusia lain, baik yang sejenis, maupun dengan lawan jenis. Di dunia ada dua jenis manusia, yakni laki-laki dan perempuan, dimana dua manusia ini ditakdirkan untuk berpasang-pasangan, sebagai penyatu dua insan, serta memungkinkan terjadinya kelangsungan dari suatu keluarga, supaya tidak berhenti di tengah jalan. Bagi laki-laki, perempuan adalah makhluk yang dianggap spesial, dengan segala kelebihan yang mereka miliki, yang tentu saja dapat menaklukkan para laki-laki di seluruh dunia. Laki-laki dapat dengan mudah bertekuk lutut pada perempuan yang mampu

Curahan Hati dari Saya untuk Dunia Kritik Film di Indonesia

Image
Ya, mungkin ini adalah artikel pertama yang saya buat atas keresahan saya. Apa yang saya resahkan? Seperti yang kalian lihat pada judulnya, saya akan mengungkapkan beberapa curahan hati saya mengenai dunia kritik film di Indonesia, yang baru saya susupi dalam waktu kurang lebih satu setengah tahun ini. Sebenarnya, saya ingin sekali untuk mengungkapkan curahan saya ini sejak beberapa bulan yang lalu. Keresahan saya ini sebenarnya telah muncul sejak beberapa bulan setelah saya mulai aktif menulis ulasan film. Akan tetapi, keresahan saya belum terlalu berdampak bagi saya saat itu, sampai pada akhirnya seketika iklim dunia kritik film di Indonesia mulai memanas, ketika ada salah satu 'kritikus film' akan dilaporkan karena mengkritik film terlalu pedas, yang membuat saya berani untuk menumpahkan keresahan saya disini. Namun sebelum itu, saya akan ceritakan sedikit bagaimana saya bisa 'kecemplung' di dunia kritik film melalui media sosial di Indonesia. Mula